Senin, 25 Oktober 2010

Wisata Kuliner

MAKANAN PELEPAS DAHAGA

Rujak Eskrim
Yogyakarta, (14/10) Terletak di jalan Kusumanegara berada tepat di pinggir jalan sebuah gang terdapat sebuah gerobak kecil nan sederhana. Di depan gerobak tersebut tertulis  sebuah kalimat “Es Rujak yang pertama Pak Nardi”, Begitulah sekilas gambaran tentang sebuah sajian kuliner yang unik sekaligus khas yang biasa di sebut rujak eskrim.
Pak Nardi
Pak Nardi, dia lah sang empunya sekaligus pencetus dan penggagas menu makanan yang bernama es rujak atau lebih di kenal dengan sebutan rujak eskrim. Pak Nardi mengatakan ia pertama kali berjualan rujak eskrim hampir 30 tahunan yang lalu atau sejak tahun 80an, ia sendiri tidak ingat betul waktu detailnya, “seingat saya pertama kali berjualan rujak eskrim itu sekitar tahun 80an mas, dan pada waktu itu baru saya sendiri yang menjualnya belum ada orang lain” begitu ujarnya. 
Di singgung masalah ide yang ia dapatkan saat pertama kali berjualan rujak eksrim Pak Nardi mengatakan ide itu ia dapatkan sendiri, tidak ada inspirasi dari manapun, “ya rujak eskrim itu ide saya sendiri mas bermula dari coba-coba” jawabnya sambil tertawa kecil. Satu hal yang membuat rujak eskrim pak Nardi menjadi kegemaran pembeli adalah bumbunya yang khas sejak dahulu, terutama mengenai penggunaan gula yang selalu terjaga sejak dulu oleh Pak Nardi.
Walapun pada saat ini sudah sangat banyak yang meniru untuk berjualan rujak eskrim di Yogyakarta Pak Wardi sama sekali tidak khawatir, ia sangat yakin terhadap apa yang namanya rezeki dari yang diatas, “jika sudah rezeki saya pasti gak bakal lari mas” kata Pak Nardi.
Seorang pembeli yang berhasil kami wawancarai, yaitu Bambang mengatakan Ia sangat senang dengan rujak eskrim, karena selain mengenyangkan juga terasa segar karena ada eskrimnya. Apa lagi harganya juga sangat terjangkau. Dengan isi beraneka ragam buah-buahan di tambah eskrim, sajian ini hanya di hargai sebesar Rp 3000 saja, cukup terjangkau untuk semua kalangan.

Pak Nardi dan Ibu Nardi
Rujak eskrim Pak Nardi yang merupakan rujak eskrim pertama di Yogyakarta memang sangat di gemari pembeli, namun sedikit kelemahan dari rujak eskrim Pak Nardi ini adalah belum memiliki cabang di manapun sampai saat ini, sehingga sangat sulit bagi penggemar rujak eskrim Pak Nardi yang letak tempat tinggalnya cukup jauh dan berkeinginan untuk membeli rujak eskrim Pak Nardi tersebut. Mungkin sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak baik pembeli maupun penjual jika Pak Nardi mempertimbangkan untuk membuka cabang di daerah lain, semoga saja hal ini menjadi kenyataan.



Wawancara dgn Pak Nardi
 Oleh: Rian Surya O

Senin, 11 Oktober 2010

Wisata Alternatif


Tugu Yogyakarta

Yogyakarta (10/10) Tugu Jogja yang pada awalnya bernama golong gilig adalah sebuah tugu yang berada di jalan Jend Sudirman. Tugu ini di bangun pada tahun 1756 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I. Secara geografis tugu ini terletak di pusat atau tengah-tengah kota yogyakarta.
Meskipun ianya telah mengalami beberapa renovasi yang di lakukan pemerintah Belanda dari masa ke masa, tugu ini tetap menjadi simbol kota yogyakarta yang tak tergantikan hingga kini. Tugu ini juga merupakan lambang perjuangan  bagi kota yogyakarta untuk mengenang masa-masa sebelum kemerdekaan yang sangat heroik di kala itu. 
Gemerlap suasana malam di kota yang di gelar sebagai daerah istimewa ini terlihat sangat meriah, terutama di sekitar areal tugu. Tidak terasa lagi nuansa kelam masa penjajahan, teriakan pembangkit semangat, dentuman meriam atau tangisan bayi, yang ada hanya keceriaan yang muncul di balik gagahnya tugu yang merupakan salah satu saksi bisu perjalanan kota gudeg menuju era modern ini.
Semilir angin yang terasa menusuk tulang semakin terasa saat waktu beranjak malam. Waktu inilah yang merupakan saat yang paling di tunggu-tunggu. Satu, dua, tiga dan seterusnya orang-orang semakin ramai berdatangan ke tempat ini. Dari yang sekedar “nongkrong” menghabiskan waktu, berkumpul bersama teman, berfoto sebagai kenang-kenangan atau berbagai aktifitas lainnya yang di lakukan orang-orang di sekitar tugu.
Jika anda bingung memilh tempat untuk menghabiskan malam, atau anda para wisatawan yang ingin mengetahui secuil sejarah sembari berimajinasi bersama iringan nostalgia dengan sebuah bentuk benda “pusaka” yang dimiliki kota Yogyakarta, tempat ini bisa menjadi objek alternatif yang di anjurkan, sangat recommended.

Eko
Seorang pengunjung bernama Eko (pelajar) yang kami temui mengatakan bahwa ia dan teman-temannya sering mengunjungi tugu, dari hanya sekadar nongkrong, foto-foto, bercanda dsb. Menurut Eko tugu menyimpan makna sejarah yang cukup mendalam bagi masyarakat Yogyakarta, untuk itu tugu haruslah di rawat dan di jaga dengan baik agar dapat terus dinikmati.
Tidak sah rasanya jika kita sudah sampai di kota jogja namun tidak menyempatkan diri untuk mampir ke tugu ini. Bahkan jika anda datang ke tugu pada saat-saat tertentu, seperti hari kemerdekaan atau hari ulang tahun kota Yogyakarta akan ada perayaan yang di adakan di sekitar tugu. Tentunya dengan hal ini tugu menjadi multifungsi, selain tempat wisata tugu juga bisa di jadikan tempat perayaan hari tertentu.
Kini tunggu apa lagi, silahkan isi waktu anda dengan mengunjungi tugu. Letaknya yang strategis tentunya sangat memudahkan untuk siapapun menuju kesana. Rasa persaudaraan dan kekerabatan akan mengiringi anda menikmati “sajian khas berselera” ini.


Oleh: Rian Surya O